Rabu, 12 Juni 2013

Pemimpin yang Berintegritas


Saatnya Mencari Pemimpin yang Berintegritas --Analisa, 7 September 2011
Oleh : Nasib Tua Lumban Gaol
Bangsa kita saat ini dilanda badai kekuatiran yang menakutkan. Berbagai tindakan pemimpin kita yang tidak berintegritas seolah-olah menunjukkan bahwa bangsa ini semakin jauh dari masa depan yang cerah. Bahkan ada peluang menjadi Negara gagal.
Tindakan yang tidak berintegritas dari pemimpin kita saat ini dapat kita lihat dari sikap egois mereka yang hanya memperkaya dirinya sendiri dan kelompoknya. Mereka yang sedang berkuasa lupa akan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat. Padahal tanpa rakyat mereka tidak akan ada. Nikmatnya kekuasaan itu membuat hati nurani mereka menjadi buta akan kondisi rakyat miskin.
Kebutaan hati nurani pemimpin kita inilah yang menjadikan mereka begitu rakus untuk mengerogoti uang rakyat. Sehingga, yang ada adalah total angka kemiskinan mengalami peningkatan dari tahun lalu, yakni 64,54 juta jiwa tahun 2010 menjadi 67,64 juta jiwa tahun 2011. Angka kemiskinan ini meliputi jumlah penduduk sangat miskin, miskin, dan hampir miskin. (Kompas, 16/08/2011)
Sementara itu di sisi lain negeri ini masih juga dibelenggu utang. Seperti berdasarkan data dari Kementrian Keuangan, hingga juni 2011, posisi utang pemerintah pusat telah mencapai 1.723,90 triliun. Besar utang tersebut terdiri atas utang luar negeri sebesar 589 triliun dan surat berharga Negara sebesar Rp 1.135 triliun. Jumlah yang tidak sedikit tentunya, padahal Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Bagaimana mungkinkah kondisi kemelaratan dan kemiskinan ini semakin menyiksa rakyat?
Hilangnya integritas dari para pemipin kita itulah yang menjadi penyebab kemelaratan dan kemiskinan Negara ini dengan sejumlah utang yang begitu banyak. Utang Negara semakin banyak sementara harta para pemimpin kita semakin melimpah ruah.  Berkaitan dengan hal tersebut, bukunya Jean Zeigler, yang berjudul, Les Nouveaux Maiters du Monde (2002) sangat tepat menyimpulkannya, ada kecenderungan bahwa semakin miskin suatu bangsa, semakin mewah pula kehidupan para elite penguasanya. Dan, memang hal inilah yang melanda negeri kita ini
Kita sudah mengetahui secara gamblang bagaimana kitidakberintegritasan dari pemimpin kita, yang mana mereka dengan sesuka hatinya mengkorupsikan uang rakyat tanpa perduli dengan nasib rakyat yang sedang dipimpinnya. Sehingga dengan tindakan korupsi yang dilakukannya hartanya pun semakin berlimpah ruah.
Pemberitaan dari salah satu surat kabar Nasional (Kompas, 16/08/2011), menjadi bukti yang menunjukkan bahwa para pemimpin kita begitu serakah untuk mengahabiskan uang rakyat. Dalam surat kabar tersebut diberitakan ada 10 orang Gubernur dan wakil Gubernur di Negara ini yang divonis hukuman penjara karena kasus korupsi. Diantaranya Abdullah Fateh dari Aceh, Sjachriel Darham dari Kalimantan Selatan, Djoko Munandar dari Banten, Suwarna Abdul Fatah dari Kalimantan Timur, Lalu Serinata dari Nusa Tenggara Barat, Saleh Djasit dari dari Riau, Anthony Zeidra Abidin (wakil Gubernur) dari Jambi, Syahrial Oesman dari Sumatera Selatan, dan Syamsul Arifin dari Sumatera Utara.
Selain data di atas tentunya masih banyak lagi para pemimpin Negara ini yang terseret kasus korupsi, misalnya Nazaruddin mantan bendahara Partai Demokrat, Gayus Tambunan, masih ada lagi 24 orang tersangka suap dan korupsi yang kabur ke luar negeri, dan lain-lainnya. Jika, para koruptor yang bertopeng sebagai pemimpin kita ini masih berkeliaran dan tidak ditindaklanjuti(diadili) dengan tegas, maka mereka hanya menjadi parasit yang akan menghisap habis uang rakyat.
Pentingnya Pemimpin Berintegritas
            Integritas merupakan hal yang penting dimilki oleh para pemimpin kita saat ini, karena bangsa ini pada dasarnya dibangun oleh pendiri yang memiliki integritas. Hal ini, sejalan dengan pernyataan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anis Baswedan dalam Orasi Kebangsaan yang bertopik “Melunasi Janji Kemerdekaan, Mewujudkan Masyarakat Adil dan Sejahtera”, Senin di Jakarta mengingatkan bahwa, integritas adalah hal utama yang harus dibangun oleh bangsa ini. Walau belakangan integritas mengalami penurunan, pada dasarnya Indonesia memiliki integritas sebagai bangsa.
Lebih lanjut Anies mengatakan, ketika bangsa ini dibangun pendiri bangsa memimiliki integritas itu. Mereka jujur dengan idealisme dan nasionalisme yang tinggi serta berkorban untuk bangsa. Hal, seperti inilah seharusnya tercermin dalam pribadi pemimpin bangsa kita, bukan malah sebaliknya karena mereka adalah pejuang bangsa saat ini.
            Bangsa ini sebenarnya dapat memiliki integritas itu kembali sebagaimana pendiri bangsa ini dulu memilikinya. Salah satu cara yang dapat mewujudnyatakannya adalah lewat pemimpin kita. Oleh karena itu, pemimpin yang ada saat ini haruslah berintegritas dalam melaksanakan amanat rakyat yang diembannya. Sebab apabila pemimpin tidak berintegritas maka kepercayaan rakyat pada pemimpinannya akan mengalami penurunan. Dan jika kepercayaan rakyat pada pemimpinnya sudah menurun, maka rasa nasionalisme rakyat pun akan menurun pula. Sehingga dampak yang akan terjadi adalah kehancuran bangsa ini.
            Kita semua tentunya tidak menginginkan Bangsa tercinta ini hancur ditangan pemimpin yang tidak berintegritas. Seperti kondisi yang terjadi saat ini, pemimpin banyak yang terlena dengan kekuasaanya. Oleh karena itu, sebelum bangsa ini hancur maka kita harus segera mencari pemimpin yang berintegritas.
Salah satu cara yang tepat untuk menemukan pemimpin yang demikian adalah kita harus memulai sikap keobjektifan dalam memilih pemimpin. Artinya mulai dari pemilihan kepala desa, camat, hingga presiden ke depan kita harus melihat secara gamblang bagaimana kepribadian calon pemimpin tersebut. Selama ini sepertinya kita gagal memilih pemimpin yang berintegritas. Semoga bangsa ini menemukan pemimpin yang berintegritas.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar