Saatnya Mencari Pemimpin yang Berintegritas --Analisa, 7 September 2011
Oleh : Nasib Tua Lumban Gaol
Bangsa kita saat ini dilanda badai kekuatiran yang
menakutkan. Berbagai tindakan pemimpin kita yang tidak berintegritas
seolah-olah menunjukkan bahwa bangsa ini semakin jauh dari masa depan yang
cerah. Bahkan ada peluang menjadi Negara gagal.
Tindakan yang tidak berintegritas dari pemimpin kita
saat ini dapat kita lihat dari sikap egois mereka yang hanya memperkaya dirinya
sendiri dan kelompoknya. Mereka yang sedang berkuasa lupa akan tanggung
jawabnya sebagai wakil rakyat. Padahal tanpa rakyat mereka tidak akan ada. Nikmatnya
kekuasaan itu membuat hati nurani mereka menjadi buta akan kondisi rakyat
miskin.
Kebutaan hati nurani pemimpin kita inilah yang menjadikan
mereka begitu rakus untuk mengerogoti uang rakyat. Sehingga, yang ada adalah
total angka kemiskinan mengalami peningkatan dari tahun lalu, yakni 64,54 juta
jiwa tahun 2010 menjadi 67,64 juta jiwa tahun 2011. Angka kemiskinan ini
meliputi jumlah penduduk sangat miskin, miskin, dan hampir miskin. (Kompas, 16/08/2011)
Sementara itu di sisi lain negeri ini masih juga
dibelenggu utang. Seperti berdasarkan data dari Kementrian Keuangan, hingga
juni 2011, posisi utang pemerintah pusat telah mencapai 1.723,90 triliun. Besar
utang tersebut terdiri atas utang luar negeri sebesar 589 triliun dan surat
berharga Negara sebesar Rp 1.135 triliun. Jumlah yang tidak sedikit tentunya,
padahal Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Bagaimana
mungkinkah kondisi kemelaratan dan kemiskinan ini semakin menyiksa rakyat?
Hilangnya integritas dari para pemipin kita itulah
yang menjadi penyebab kemelaratan dan kemiskinan Negara ini dengan sejumlah
utang yang begitu banyak. Utang Negara semakin banyak sementara harta para
pemimpin kita semakin melimpah ruah. Berkaitan
dengan hal tersebut, bukunya Jean Zeigler, yang berjudul, Les Nouveaux Maiters du Monde (2002) sangat tepat menyimpulkannya,
ada kecenderungan bahwa semakin miskin suatu bangsa, semakin mewah pula
kehidupan para elite penguasanya. Dan, memang hal inilah yang melanda negeri
kita ini
Kita sudah mengetahui secara gamblang bagaimana
kitidakberintegritasan dari pemimpin kita, yang mana mereka dengan sesuka
hatinya mengkorupsikan uang rakyat tanpa perduli dengan nasib rakyat yang
sedang dipimpinnya. Sehingga dengan tindakan korupsi yang dilakukannya hartanya
pun semakin berlimpah ruah.
Pemberitaan dari salah satu surat kabar Nasional (Kompas, 16/08/2011), menjadi bukti yang
menunjukkan bahwa para pemimpin kita begitu serakah untuk mengahabiskan uang
rakyat. Dalam surat kabar tersebut diberitakan ada 10 orang Gubernur dan wakil
Gubernur di Negara ini yang divonis hukuman penjara karena kasus korupsi. Diantaranya
Abdullah Fateh dari Aceh, Sjachriel Darham dari Kalimantan Selatan, Djoko
Munandar dari Banten, Suwarna Abdul Fatah dari Kalimantan Timur, Lalu Serinata
dari Nusa Tenggara Barat, Saleh Djasit dari dari Riau, Anthony Zeidra Abidin (wakil
Gubernur) dari Jambi, Syahrial Oesman dari Sumatera Selatan, dan Syamsul Arifin
dari Sumatera Utara.
Selain data di atas tentunya masih banyak lagi para
pemimpin Negara ini yang terseret kasus korupsi, misalnya Nazaruddin mantan
bendahara Partai Demokrat, Gayus Tambunan, masih ada lagi 24 orang tersangka
suap dan korupsi yang kabur ke luar negeri, dan lain-lainnya. Jika, para
koruptor yang bertopeng sebagai pemimpin kita ini masih berkeliaran dan tidak
ditindaklanjuti(diadili) dengan tegas, maka mereka hanya menjadi parasit yang
akan menghisap habis uang rakyat.
Pentingnya Pemimpin Berintegritas
Integritas merupakan hal yang
penting dimilki oleh para pemimpin kita saat ini, karena bangsa ini pada
dasarnya dibangun oleh pendiri yang memiliki integritas. Hal ini, sejalan dengan
pernyataan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anis Baswedan dalam Orasi Kebangsaan
yang bertopik “Melunasi Janji Kemerdekaan, Mewujudkan Masyarakat Adil dan
Sejahtera”, Senin di Jakarta mengingatkan bahwa, integritas adalah hal utama
yang harus dibangun oleh bangsa ini. Walau belakangan integritas mengalami
penurunan, pada dasarnya Indonesia memiliki integritas sebagai bangsa.
Lebih lanjut Anies mengatakan, ketika bangsa ini
dibangun pendiri bangsa memimiliki integritas itu. Mereka jujur dengan
idealisme dan nasionalisme yang tinggi serta berkorban untuk bangsa. Hal,
seperti inilah seharusnya tercermin dalam pribadi pemimpin bangsa kita, bukan
malah sebaliknya karena mereka adalah pejuang bangsa saat ini.
Bangsa ini sebenarnya dapat memiliki
integritas itu kembali sebagaimana pendiri bangsa ini dulu memilikinya. Salah
satu cara yang dapat mewujudnyatakannya adalah lewat pemimpin kita. Oleh karena
itu, pemimpin yang ada saat ini haruslah berintegritas dalam melaksanakan amanat
rakyat yang diembannya. Sebab apabila pemimpin tidak berintegritas maka
kepercayaan rakyat pada pemimpinannya akan mengalami penurunan. Dan jika
kepercayaan rakyat pada pemimpinnya sudah menurun, maka rasa nasionalisme rakyat
pun akan menurun pula. Sehingga dampak yang akan terjadi adalah kehancuran bangsa
ini.
Kita semua tentunya tidak
menginginkan Bangsa tercinta ini hancur ditangan pemimpin yang tidak
berintegritas. Seperti kondisi yang terjadi saat ini, pemimpin banyak yang
terlena dengan kekuasaanya. Oleh karena itu, sebelum bangsa ini hancur maka
kita harus segera mencari pemimpin yang berintegritas.
Salah satu cara yang tepat untuk menemukan pemimpin
yang demikian adalah kita harus memulai sikap keobjektifan dalam memilih
pemimpin. Artinya mulai dari pemilihan kepala desa, camat, hingga presiden ke
depan kita harus melihat secara gamblang bagaimana kepribadian calon pemimpin
tersebut. Selama ini sepertinya kita gagal memilih pemimpin yang berintegritas.
Semoga bangsa ini menemukan pemimpin yang berintegritas.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar