Butiran - Butiran Ide yang mendahagakan kekeringan Pendidikan saat ini dan di waktu mendatang. Semoga Ide-Ide ini memiliki manfaat dan menjadikan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
Sabtu, 31 Agustus 2013
PERJUANGAN PANJANG
aku harus berjuang dua minggu ini untuk mempersiapkan berkas uuntuk memperoleh beasiswa dari National Dong Hwa University
Senin, 08 Juli 2013
KORUPSI DI INDONESIA
Indonesia “Tanah Subur” Para Koruptor
Oleh: Nasib Tua Lumban Gaol
Para koruptor di
Republik ini adalah manusia yang rakus. Akibat kerakusannya begitu banyak rakyat
miskin menjadi korban. Rakyat tersebut pun sepertinya tidak memiliki hak untuk
hidup di negeri yang telah diperjuangkan para pahlawan terdahulu. Nah, apabila ulah para koruptor ini
terus-menurus dipertontonkan, besar kemungkinan negeri ini akan tiba pada
kehancuran. Apakah kita mau menjadi saksi atas kehancuran negeri ini? Tentunya
tidak!
Ulah koruptor yang rakus
ini sebenarnya bukanlah semata-mata dikarenakan hanya untuk pemenuhan kebutuhan
pribadinya saja, melainkan untuk kebutuhan sejumlah orang yang ada di instansi
tempat terjadinya korupsi tersebut. Kerakusan para koruptor yang menghabiskan
uang rakyat timbul dikarenakan bertumbuh dan berkembangnya “lingkungan jahat”
di tempat bekerja. Alhasil, “menjelmalah” sebuah sistem korupsi pada struktur
lembaga yang telah dibentuk.
Sistem korupsi menandai
bahwa perjalanan tindakan korupsi itu bukanlah semata-mata hanya dilakukan oleh
satu orang saja, melainkan sejumlah orang yang ada di lembaga tersebut,
walaupun ada beberapa orang yang tidak ikut korupsi. Namun, pada hakekatnya pelaksanaan
korupsi bisa berjalan mulus dikarenakan adanya persekongkolan untuk mencuri
uang rakyat atau menyimpang dari perencanaan sebelumnya. Dan kejadian ini biasanya
terjadi di berbagai lembaga pemerintahan yang mengatasnamakan pembangunan demi
kesejahteraan rakyat. Seperti Lembaga: Kementrian, DPR(Dewan Perwakilan
Rakyat), DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), dan lain sebagainya.
Hasil survei Soegeng
Sarjadi Syndicate(SSS) membuat kita sontak terkejut, yang mana, Dewan
Perwakilan Rakyat RI (DPR) dianggap sebagai lembaga yang paling korup oleh 47
persen dari 2.192 responden. Survei ini dilakukan di 163 kabupaten kota di 33
provinsi. Sementara itu, di bawah DPR ada kantor pajak yang dinilai 21,4 paling
korup. Urutan berikutnya adalah, kepolisian yang dipilih oleh 11,3 persen responden.
(Kompas.com, 06/06/2012)
Mengorbankan
Rakyat
Dari data survei Soegeng
Sarjadi Syndicate(SSS) tersebut, tersimpulkanlah bahwa para pemimpin kita
sekarang ini sudah banyak mengabaikan
rakyat. Buktinya, adalah para wakil rakyat banyak yang terseret dalam kasus
korupsi. Sebagai contoh, Andi Alfian Malaranggeng(Menteri Pemuda dan Olahraga),
Angelina Sondakh(Anggota DPR), M. Nazaruddin(Anggota DPR), dan masih banyak
yang lainnya.
Kenapa lingkungan instansi
pemerintahan adalah “tanah subur” untuk para kuruptor? Alasanya adalah karena
di lembaga-lembaga pemerintahan baik di pusat maupun daerah telah terbentuk
pola pikir(Mind Set): korupsi adalah
kebanggaan. Selain adanya pemikiran bahwa korupsi itu adalah sebuah kebanggaan,
hemat saya ada tiga sumber kelahiran utama yang mengakibatkan berkembangnya
para koruptor di negeri ini.
Pertama,
karena lembaga pemerintahan adalah tempat berkumpulnya para manusia. Ketika
sejumlah manusia berkumpul dalam waktu yang lama, maka akan terjadi
pergesekan(kecemburuan sosial). Karena itu,
tindakan korupsi adalah salah satu jalan untuk melampiaskan kecemburuan
sosial tersebut. Misalnya, seorang anggota DPR melihat temannya datang ke
tempat kerja dengan mengendarai mobil baru. Karena ada perasaan ingin memiliki
status sosial yang sama, mobil baru pun dibeli, walaupun sebenarnya uang yang membeli
mobil itu adalah uang rakyat.
Oleh kerena itu, setiap
lembaga pemerintahan baik di pusat maupun di daerah perlu melakukan pemindahan
tugas kerja(mutasi) secara berkala. Misalnya, para pegawai pajak yang bekerja
di Jakarta perlu dipindahkerjakan di Medan. Manfaat pemindahan tugas ini, selain
bisa menghindari terjadinya korupsi, juga dapat meningkatkan kualitas kinerja lembaga
daerah tersebut.
Kedua, karena di lembaga pemerintahan
itu terdapat berkas-berkas yang dapat dimanipulasi. Misalnya saja apabila ada
sebuah proyek. Proyek tersebut bisa dijadikan menggelembung, dengan dana diluar
semestinya. Atau yang sering disebut dengan penggelembungan dana. Untuk
mencegah terjadinya hal ini sebenarnya pemeriksa keuangan dari pemerintah
haruslah manusia yang jujur, tidak melawan hati nuraninya demi uang.
Dan terakhir, korupsi bisa berjalan
mulus dikarenakan kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah pusat dalam mengawasi
dan mengevaluasi kinerja para pejabat. Pihak pemerintah terlalu memberikan
kepercayaan terhadap bawahannya tanpa dibarengi dengan pengawasan yang memadai.
Sehingga tidak jarang, atasan maupun bawahan di lembaga pemerintahan daerah
tertentu secara bersama-sama menghabisi uang rakyat.
Dengan
demikian, pemberantasan korupsi haruslah dilakukan secepat mungkin, kalau
tidak, Indonesia akan mengalami kehancuran, dikarenakan lahirnya
koruptor-koruptor baru. Hancur dalam segi ekonomi, sumber daya manusia, dan
bahkan sumber daya alam pun akan hancur. Semoga Indonesia bersih dari para
Koruptor...!
Penulis
adalah Alumni Pendidikan Luar Sekolah, FIP, UNIMED, tinggal di Medan
Dimuat di harian ANALISA, 08 Juli 2013
Jumat, 28 Juni 2013
MEMBANGGUN NEGERI INDONESIA
Membangun Negeri Indonesia diperlukan tekat dan semangat yang pantang menyerah. Dengan adanya tekat dan semangat yang pantang menyerah, besar kemungkinan Indonesia bisa lebih cepat maju. Semoga saja...!
Kamis, 27 Juni 2013
PUISI_Mencari-Mu Tuhan
Dimana Engkau?
Nasib Tua Lumban Gaol
Ketika
sesuatu datang dan pergi,
aku pun tak tahu akan hal itu
namanya mengikis ketidaktahuan
apapun itu haruslah dikabari
melewati masa krisis begitu
bagai perahu diombang-ambingkan
apakah benar Engkau di sisiku?
(Asam Kumbang, 27 Juni 2013)
aku pun tak tahu akan hal itu
namanya mengikis ketidaktahuan
apapun itu haruslah dikabari
melewati masa krisis begitu
bagai perahu diombang-ambingkan
apakah benar Engkau di sisiku?
(Asam Kumbang, 27 Juni 2013)
Rabu, 26 Juni 2013
Jangan Katakan Bodoh Kepada Anak
Oleh:
Nasib Tua Lumban Gaol
Pernahkah
kita menyukai kata “bodoh” yang diucapakan seseorang kepada kita, ketika ada kesalahan
yang kita kerjakan? Menurut saya tentu saja tidak ada satu orang pun yang
menyukai dirinya dikatatakan bodoh.
Di
KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata bodoh memiliki arti: 1) tidak lekas
mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat mengerjakan, 2) tidak memiliki
pengetahuan (pendidikan, pengalaman). Dengan demikian Bodoh itu berarti kemampuan
otak untuk berpikir di bawah standart.
Sebenarnya
orang yang dikatakan bodoh itu adalah orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
belajar atau melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya ketidakberfungsian minimal otak untuk berpikir
atau menerima materi, stimulus, rangsangan yang ada. Yang akhirnya, seseorang
itu pun tidak bisa melakukan sebagai mana yang diharapkan oleh orang lain.
Nah,
apabila anak memiliki kemampua otak yang di bawah rata-rata, haruskah kita
mnghakimi anak-anak itu dengan ucapan kata bodoh kepada mereka? Seperti yang
pernah saya dengar, “Dasar kamu ini ANAK BODOH, itu saja tidak bisa kamu
lakukan...!” Saya meyakini, ketika anak itu mendengar perkataan bodoh yang
dikatakan kepadanya tentu dia sangatlah terpukul dan sakit hati.
Dan,
selain anak sakit hati, anak juga akan menyimpan perkataan bodoh yang telah
diucapkan kepadanya, alhasil perkataan itulah yang terus menghantui pikirannya.
Anak pun menjadi benar-benar bodoh. Tidak memiliki rasa percaya diri untuk
mencoba melakukan hal yang baru.
Oleh
karena itu kita: guru, orang tua, atau orang yang lebih dewasa, janganlah
mengeluarkan kata bodoh dari mulut kita untuk menghakimi orang lain. Hal ini
dikarenakan ucapan bodoh yang dilontarkan kepada orang lain akan membuat anak
menjadi benar-benar bodoh. Atau orang yang lebih dewasa secara usia, apabila
dikatakan bodoh juga akan merasa tersinggung.
Senin, 24 Juni 2013
PUISI : KEHADIRAN CINTA
CINTA YANG HADIR
Cinta itu datang dan pergi seperti angin, yang mau tidak mau kita sebenarnya sangat membutuhkannya untuk bertahan menjalani kehidupan.
Walaupun bukan cinta(Angin) itu yang menghidupkan kita di dunia ini.
Tetapi, karena cinta(Angin) kita dimampukan untuk hidup lebih baik lagi dalam menghembuskan nafas demi nafas.
Terima kasih atas kehadiranmu yang melahirkan rasa cintaku, sehingga aku merasa tersejukkan dalam menjalani hari-hariku, meskipun aku tidak tahu engkau milik siapa kelak
(Nasib Tua Lumbang Gaol,24 Juni 2013 )
Cinta itu datang dan pergi seperti angin, yang mau tidak mau kita sebenarnya sangat membutuhkannya untuk bertahan menjalani kehidupan.
Walaupun bukan cinta(Angin) itu yang menghidupkan kita di dunia ini.
Tetapi, karena cinta(Angin) kita dimampukan untuk hidup lebih baik lagi dalam menghembuskan nafas demi nafas.
Terima kasih atas kehadiranmu yang melahirkan rasa cintaku, sehingga aku merasa tersejukkan dalam menjalani hari-hariku, meskipun aku tidak tahu engkau milik siapa kelak
(Nasib Tua Lumbang Gaol,24 Juni 2013 )
Minggu, 23 Juni 2013
KATA_KATA PERENUNGAN KEHIDUPAN
Susunan
Kata tentang Kehidpan
HIdup
itu adalah sebuah kepahitan, walaupun terkadang kemanisan hidup itu datang
menjelma dari Sang Pemberi Hidup. Bukti bahwa hidup itu pahit adalah:
1. Kita tidak bisa menolong orang lain dengan secara ikhlas
2. Tidak berani membuka topeng kekudusan, yang menutupi keburukan.
3. Merasa nikmat dalam kesengsaraan orang lain.
4. Mengegoiskan diri dengan melupakan orang lain
5. Dan yang terakhir adalah men-Tuhankan diri sendiri.
Pada umumnya, manusia yang terlahir ke dunia memuja kepahitan hidup ini. Masihkah kita melakukan itu?
1. Kita tidak bisa menolong orang lain dengan secara ikhlas
2. Tidak berani membuka topeng kekudusan, yang menutupi keburukan.
3. Merasa nikmat dalam kesengsaraan orang lain.
4. Mengegoiskan diri dengan melupakan orang lain
5. Dan yang terakhir adalah men-Tuhankan diri sendiri.
Pada umumnya, manusia yang terlahir ke dunia memuja kepahitan hidup ini. Masihkah kita melakukan itu?
(Nasib
Tua Lumban Gaol, Asam Kumbang, 23 Juni 2013)
ARTIKEL_ ARTI NAMAKU: "NASIB TUA"
Arti Namaku: “NASIB TUA L. GAOL”
Oleh:
Nasib Tua Lumban Gaol
Sering saya mendengar
orang-orang bertanya tentang arti nama yang telah diberikan oleh kakek, dari
pihak Bapak, kepada saya. Dan bahkan ada juga beberapa orang yang sering
mengejek nama saya itu sewaktu anak-anak. “Nasib....
Nasib....!”, demikianlah kata itu keluar dari mulut mereka yang mengejek,
sambil memang sepertinya mereka merasa bahwa kehidupan yang tidak membahagiakan
melandainya.
Sebelumnya pun, hingga saya
menyelesaikan pendidikan tingkat SMA, arti nama yang telah diberikan kepada
saya itu belumlah termengerti. Hingga sewaktu saya sudah kuliah, dan oppung(Bahasa Batak: Panggilan untuk
Kakek) yang memberikan nama itu berkunjung ke kampung halaman(Tebing Tinggi) untuk
memberitahukan arti sebenarnya dari pada nama Nasib Tua.
“Opung...,
aha do arti ni goarhu, ‘Nasib Tua Lumban Gaol’ i?.
” demikianlah aku bertanya kepada oppung saya.
“Asa
lam matua ho lam marnasib, ido lapatan nai pahompukku.”
Dengan penuh semangat yang bercampur pengharapan, oppung memberitahu saya.
Walaupun sebenarnya
arti nama itu sudah diberitahukan oppung
kepada saya sebelumnya, namun sesungguhnya kejelasannya masihlah membingungkan.
Higga hari ini, 23 Juni 2013, barulah saya menyadari arti nama saya itu secara
harafiah dan sebenarnya.
Yaitu, berdasarkan
KBBI, Nasib artinya sesuatu yg sudah
ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang; jika nasib baik artinya
keberuntungan, sedangkan bila bernasib buruk artinya kemalangan. Sedangkan kata
“tua” sendiri dalam bahasa batak
memiliki arti kebahagian. Lumban Gaol tidak saya beri artinya karena itu adalah
marga saya yang secara turun termurun diwariskan oleh generasi terdahulu.
Setelah melihat
perjalanan hidup hingga sekarang ini, memang boleh tersimpulkan bahwa apa yang
terjadi pada kehidupan saya adalah wujud dari penentuankeputusan Tuhan atas
hidup saya. Jadi, dengan demikian arti nama saya, Nasib Tua adalah kebahagian
yang sebenarnya telah ditentukan oleh Tuhan kepada diri seseorang(saya sendiri).
Tetapi meskipun saya
sudah menngalami pengalaman bahwa kebahagianku itu telah ditentukan oleh Tuhan,
namun, untuk ke depannya saya akan terus meliihat apakah sebenarnya Tuhanlah
yang menentukan kebahagian hidup saya, atau memang diri saya sendirilah yang
menentukannya?
Nah,
setelah saya merenungkannya beberapa saat, akhirnya saya menemukan jawaban dari
pertanyaan yang menggelisahkan jiwa saya itu. Jadi, sesungguhnya yang
menentukan kebahagian saya itu adalah Tuhan, tetapi sejauh mana usaha dan
ketaatan saya kepada Tuhan akan mendasari atau menentukan seberapa bahagia saya
dalam menjalani kehidupan yang telah diberikan-Nya, Sang Juru Selamat.
Hemat saya, penyimpulan
arti dari nama Nasib Tua ini, adalah merupakan gambaran dari hidup manusia yang
sebenarnya haruslah mempasrahkan diri kepada Tuhan atas segala hal yang
dikerjakannya. Karena, baik atau buruk yang kita terima adalah pemberian Tuhan
yang bersumber dari usaha yang telah kita lakukan selama waktu terdahulu. Marilah
mempasrahkan semua pengharapan kita kepada Tuhan sembari melakukan apa yang
berkenan kepada Tuhan. Salam Hangat Saya Untuk Pembaca Semuanya......!
Langganan:
Postingan (Atom)