Akankah
Pemimpin Sumatera Utara Berkarakter?
Oleh:
Nasib Tua Lumban Gaol
Sumatera Utara
tahun 2013 akan melakukan pemilihan Gubernur. Karena itu, tidak ketinggalan
para calon gubernur tersebut memasang wajahnya di papan baleho ataupun spanduk.
Tujuannya untuk memperkenalkan dirinya dan menarik perhatian masyarakat. Namun,
tulisan saya ini bukan untuk membahas tentang pempromosian yang dilakukan oleh
para Cagubsu(Calon Gubernur Sumatera Utara) tersebut.
Tulisan saya ini
mencoba untuk membukakan satu aspek yang tidak boleh dilupakan oleh warga sumut
ketika pemilihan pemimpin Sumatera Utara ke depan. Yaitu, aspek karakter dari
pemimpin tersebut. Jika aspek karakter ini diabaikan, Sumatera Utara akan sulit
untuk mengalami kemajuan. Tentunya, kita semua pasti tidaklah mengaharapkan Sumatera
Utara dipimpin oleh sosok yang minus karakter.
Pemimpin yang
minus karakter adalah pemimpin yang tidak peduli terhadap rakyat yang
dipimpinnya. Dia hanyalah sosok manusia yang menganggap rakyat itu sebagai
objek kekuasaan. Di hadapan rakyat, dia tak ubahya seperti seorang malaikat,
tetapi di belakang rakyat dia adalah “penghisap kesejahteraan rakyat”.
Banyaknya para
pemimpin kita yang terjerat dalam kasus korupsi adalah bukti nyata betapa
minusnya karakter itu dari pemimpin kita. Alhasil, ketika kejahatan yang mereka
lakukan tidak ada yang mengetahuinya, mereka pun berusaha untuk membeli hokum
agar mendapat pencitraan yang baik dari masyarakat.
Pemimpin
Berkarakter
Pemimpin yang
berkarater itu haruslah memiliki sifat seperti jujur, rela berkorban,
bertanggung jawab, disiplin, dan tidak mementingkan dirinya sendiri. Inilah
sifat utama yang harus melekat dalam diri seorang pemimpin. K I Hadjar
Dewantara, seorang Bapak pendidikan bangsa Indonesia mengatakan, “karakter atau
watak itu adalah perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap
sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan yang satu dengan yang lain”.
Kita akan
mendapatkan sosok pemimpin sumatera utara yang berkarakter apabila kita jeli
melihat latar belakang kehidupan para calon gubernur. Tidak peduli dengan latar
belakang calon gubernur tersebut, jelas tidak akan dapat pemimpin yang
berkarakter.
Selain dari
kejelian para masyarakat dalam memilih, seharunyalah para calon gubernur lebih
terbuka dan jujur untuk menceritakan perjalanan hidupnya –baik itu aspek
positif maupun negatif. Dengan adanya sikap transparan ini, jelas calon
gubernur berkarakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar