Kamis, 20 Juni 2013

Pembenahan Menuju Perubahan


Berbenah Menuju Masa Depan yang Lebih Baik 
Oleh: Nasib Tua Lumban Gaol
“Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Kutipan ini dapat kita jadikan suatu bahan refleksi, baik secara pribadi maupun golongan, dan terlebih lagi bagi bangsa tercinta ini. Saat ini kita sudah memasuki bulan kedua di tahun 2012 ini, namun tanda-tanda perubahan belum tampak. Kita tidak usah pesimis, karena relung waktu masih panjang untuk kita lalui.
Setiap orang, golongan, maupun Negara selalu menginginkan yang terbaik baginya di masa yang akan datang. Oleh karena itu,  berbagai usaha pun dikerjakan agar apa yang diimpikan itu dapat tercapai. Tidak perduli mau apa yang dikorbankan yang penting goal (tujuan) tercapai. Tentunya disepanjang perjalanan yang ingin kita capai itu, banyak tantangan yang harus di lewati. Namun dengan adanya tantangan tersebut bukan berarti kita langsung patah semangat. Akan tetapi hal itu haruslah kita jadikan sebagai bahan bakar yang menghidupkan semangat untuk terus tetap berjuang mencapai goal tadi.
Pada umumnya setiap pribadi, golongan, atau apapun itu jika bertemu dengan yang namanya masalah maka akan secepat mungkin untuk menghindar atau dengan kata lain melarikan diri dari masa sukar tersebut.
Belajar dari Masa Lalu
Sejarah kehidupan manusia adalah suatu masa lalu yang tidak akan dapat dijadikan pelajaran apabila masa lalu itu dilewatkan seperti melewati jalan yang mulus. Yang mana hanya melewati saja dan tidak peduli apa yang ada disekitar. Namun sebaliknya, masa lalu itu akan dapat menjadi harta yang berharga apabila masa lalu itu dirangkaikan dengan refleksi kehipan di masa yang akan datang. Keberhasilan di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh massa lalu.
Masa lalu tentunya identik dengan hal-hal yang berbau positif dan berbau negatif. Masa lalu yang positif ini pada umumnya diabadikan oleh kebanyakan orang, golongan maupun Negara. Lain halnya dengan masa lalu yang berbau negatif. Memang masa lalu kita yang berbau positif adalah suatu hal yang dapat membanggakan diri kita, sehingga dengan hal tersebut kita memperoleh pujian maupun penghargaan dari orang lain atau pihak lain. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa masa lalu kita yang berbau negatif itu jauh berharga dari masa lalu kita yang berbau positif.
Albert Einsten adalah seorang ilmuan yang sangat terkenal, namun siapa yang menduga bahwa ilmuan yang terkenal ini adalah seorang anak yang bodoh di masa lalunya. Dia adalah anak yang memiliki IQ yang rendah dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Namun hal itu, tidak dijadikannya suatu batu penghalang untuk meraih impianya. Malah, hal tersebut dijadikan sebuah batu lonjatan. Dia selalu belajar dari pengalaman-pengalaman pahitnya sehingga dia menjadi seorang ilmuan yang dikenang sepanjang masa, hingga saat ini.
Demikian juga halnya dengan diri kita, golongan, maupun Negara ini. Apapun ceritanya masa lalu yang berbau negatif adalah hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Contoh sederhana pada pribadi kita adalah jika kita memenangkan suatu lomba. Apabila  kita hanya mengingat hadiah yang kita peroleh itu saja dan tidak mengingat perjuang dalam memperoleh hadiah tersebut, tentu hal ini akan membawa kita menjadi pribadi yang stagnan. Atau dengan kata lain tidak menghargai proses, sehingga paradigma yang pragmatis itulah yang tertanam dalam pribadi kita. Konsepsi yang demikian juga tidak tertutup kemungkinan akan terjadi pada suatu golongan maupun Negara.
Coba kita lihat, sebagian Pejabat (pegawai pemerintahan) kita yang berbungkuskan kemewahan adalah hasil dari paradigma yang pragmatis. Hal ini, dapat kita lihat dari tindakan-tindakan korupsi yang terjadi saat ini. Mereka dengan seenaknya menggerogoti uang rakyat, sungguh kejam itulah hasil dari paradigma pragmatis.
Lembaran Baru
            Di tahun yang baru ini terlebih sudah memasuki bulan ke dua ini, tentu banyak hal yang kita renacanakan untuk kita kerjakan. oleh karena itu berbagai persiapan pun kita lakukan dengan harapan tahun ini akan lebih baik dari tahun yang lalu. Memulai lembaran baru ibarat membuka buku yang baru, dimana kita akan menuliskan tinta kehidupan di atas lembaran kertas tersebut. Dan melalui tinta kehidupan yang kita goreskan tersebut, nantinya akan menjadi acuan kita untuk melakukan hal yang baru di waktu yang akan datang. Semoga tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar