Kamis, 20 Juni 2013

Artikel: Esensi Pendidikan


Hilangnya Esensi Pendidikan 
Oleh: Nasib Tua Lumban Gaol
Esensi Pendidikan adalah memanusiakan manusia. Proses pemanusian ini dilakukan oleh manusia itu juga. Oleh karena itu kunci keberhasilan pendidikan itu terletak pada sikap manusia yang mau membangun manusia lainnya.
Kenyataannya di negeri kita saat ini adalah, sudah semakin menjauhnya pelaksanaan pendidikan kita dari esensi pendidikan itu. Proses pendidikan yang ada secara berlahan-lahan melakukan dehumanisasi(menghilangkan harkat manusia).
Manusia tidak lagi dipandang sebagai manusia yang perlu untuk dibentuk berakhlak mulia, tetapi lebih diarahkan untuk bagaimana manusia itu memiliki segudang kekayaan dan pengetahuan meskipun cara yang dilakukan tersebut adalah salah.
Kasus korupsi yang dilakukan para pejabat negeri ini adalah bukti dari semakin hilangnya esensi pendidikan kita. Pendidikan kita menghasilkan para koruptor yang bergelar sarjana hingga master. Nah, inilah kegagalan pendidikan kita sekarang.
Selain itu adanya kasus penjualan ijasah palsu di perguruan tinggi, seperti yang terjadi di Medan telah mencoreng wajah dunia pendidikan kita. Para penggiat di dunia pendidikan tidak lagi melakukan pendidikan, akan tetapi pembohongan terhadap esensi pendidikan itu sendiri. Sungguh tragis pendidikan kita saat ini.
Kebobrokan dunia pendidikan di negeri ini adalah bukti dari kegagalan pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan yang humanis. Pada hal mewujudkan pendidikan yang demikian dengan tujuan supaya masyarakat menjadi cerdas secara gamblang sudah tersirat dalam UUD 1945.
Sebenarnya pendidikan kita haruslah dipusatkan pada humanisasi(memanusiakan manusia). Inilah langkah yang sesegera mungkin harus dilakukan oleh pemerintah. Apabila langkah ini tidak sesegera mungkin dikerjakan maka bangsa ini tinggal menunggu masa kebangkrutannya.
Pendidikan yang humanis akan dapat terwujud di negeri ini apabila pemerintah tidak diskrimiasi terhadap masyarakat Indonesia –kaya dan miskin. Masyarakat haruslah mendapat hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Disinilah peran pemerintah untuk menciptakan pendidikan yang humanis.
Jadi proses humanisasi dalam pelaksanaan pendidikan ini tidak cukup hanya dilakukan di pendidikan sekolah saja. Akan tetapi harus juga dilakukan di lingkungan luar sekolah. Karena waktu yang banyak dihabiskan manusia adalah di lingkungan masyarakat. Hemat penulis dalam upaya mengembalikan esensi pendidikan negeri ini pemerintah tidak cukup hanya memperhatika pendidikan formal saja –tetapi juga pendidikan luar sekolah..
Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat secara partisipasif. Artinya masyarakat menjadi manusia yang memanusiakan manusia lainnya. Pendidikan luar sekolah berfungsi untuk menambah, mengganti, dan melengkapi pendidikan sekolah.
Oleh karena itu pemerintah tidaklah boleh mengabaikan pendidikan luar sekolah. Hal ini karena peran pendidikan luar sekolah dalam memanusiakan manusia itu sangat membantu pelaksanaan pendidikan sekolah. Semoga pelaksanaan pendidikan kita kembali pada esensinya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar